IQNA

Hasil Musabaqoh Dubai dalam Perspektif Hannaneh dan Juri Yordania

12:56 - November 21, 2016
Berita ID: 3470818
DUBAI (IQNA) - Delegasi negara Iran dalam musabaqoh al-Quran internasional pertama para wanita Dubai dan Syaikh Samiḥ Aḥmad Athaminah mengumumkan pendapatnya terkait hasil kompetisi tersebut dengan dua analisis berbeda.

Hannaneh Khalafi, delegasi negara Iran dalam musabaqoh al-Quran internasional pertama para wanita Emirat yang bernama Sheikha Fatima bint Mubarak dalam merespon pengumuman hasil kompetisi tersebut, yang berlangsung Jumat (18/11) dalam acara penutupan, saat wawancara dengan IQNA mengatakan, sampai sebelum acara penghargaan, setiap kompetitor yang saya temui memanggil dengan gelar "Istimewa” dan bahkan seluruh kompetitor dan sebagian para juri menganggap saya sebagai penyabet juara pertama, namun tidak bisa dipercaya dalam musabaqoh tersebut mereka memberikan peringkat kesepuluh kepada saya.

Hannaneh: Hak Saya Tersia-siakan

Hannaneh Khalafi, yang ikut dalam musabaqoh al-Quran, dengan mengisyaratkan tersia-siakan hak dirinya dalam musabaqoh tersebut mengatakan, saat para kolega al-Quran Republik Islam Iran mengetahui bahwa hak-hak para kompetitor dalam musabaqoh Dubai tersia-siakan, kenapa mereka masih tetap mengirim seorang kompetitor untuk berpartisipasi dalam kompetisi ini?!

Kekeliruan-kekeliruan Hannaneh dalam Perspektif Juri Yordania

Syaikh Samih Ahmad Khalid Athaminah, juri asal Yordania juga saat wawancara dengan IQNA terkait kenapa Hannaneh menyabet peringkat kesepuluh mengatakan, Hannaneh Khalafi saat menjawab pertanyaan para juri, ia diberi 4 alarm peringatan dan untuk yang kelimanya, juri sendiri yang membenarkan kalimat yang dimaksud untuknya.

Ia mengatakan, dalam aturan penjurian musabaqoh al-Quran internasional DIHQA, setiap alarm peringatan yang diberikan untuk kompetitor, maka seperuh nilai hafalan dikurangi, namun jika juri sendiri yang membenarkan kekeliruan sang kompetitor, maka satu nilainya akan dikurangi, dan sangat disayangkan Hannaneh Khalafi kehilangan tiga nilainya dengan cara demikian.

Athamanah menambahkan, namun Hannaneh juga memiliki kekeliruan dalam menjaga hukum-hukum tajwid dan dibagian keindahan suara juga memiliki 5 nilai, dimana setiap juri berdasarkan kebijakannya memasang nilai setiap kompetitor dalam tabel.

Pengalaman Sukses Meski Umur Masih Muda

Khalid Athamanah menegaskan, Hannaneh Khalafi meski masih belia, namun sudah merasakan kehadiran pertamanya dalam musabaqoh al-Quran internasional dan mampu menyabet prestasi dan kesuksesan gemilangnya dengan menyabet peringkat kesepuluh di hasil global musabaqoh ini serta menyabet peringkat ketiga di bagian keindahan suara, yang diselenggarakan di sela-sela kompetisi tersebut.

Mendapat Hadiah Tunai dan Kalung Emas

Juri Yordania musabaqoh tersebut dengan mengisyaratkan acara penghargaan para juara terbaik musabaqoh mengatakan, para juara terbaik diberi penghargaan dengan hadiah-hadiah tunai, dan demikian juga Hannaneh Khalafi diberi hadiah senilai 55 ribu Dirham Emirat dan satu kalung emas oleh Fatima bint Mubarak, istri Syaikh Khalifah bin Zayed Al Nahyan, penguasa Uni Emirat Arab.

Athamanah mengatakan, dalam pertemuan saya dengan Khalafi, saya mengetahui kadar kejeliannya dalam hafalan al-Quran dan kadar atensi Republik Islam Iran dalam mengajar hafalan al-Quran kepada para generasi remaja dan sudah pasti peraihan peringkat tersebut dari 72 negara dunia merupakan hasil yang sangat gemilang.

Juri Yordania ini dipenghujung menegaskan, Hannaneh Khalafi dalam sepanjang kehadirannya dalam musabaqoh al-Quran internasional Dubai hadir dalam sebuah program TV dengan durasi 45 menit dan tilawahnya direkam dalam program tersebut.

Perlu diingat, musabaqoh al-Quran internasional pertama para wanita Emirat yang bernama Sheikha Fatima bint Mubarak dimulai Minggu (6/11) di markas ilmu dan kebudayaan Dubai dan mengakhiri kinerjanya pada Jumat malam (18/11), dengan menyelenggarakan acara penutupan.

http://iqna.ir/fa/news/3547060

captcha