Menurut laporan IQNA dilansir dari situs Arakan, pameran ini berjudul "Kisah-kisah Rohingya; Goncangan, Fleksibilitas, dan Harapan" dan bertujuan menggambarkan penderitaan dan tragedi perempuan Muslim Rohingya yang berbasis di perbatasan Myanmar dan Bangladesh.
Pameran dibuka pada hari Selasa (8/1), dan di situ dipamerkan lukisan-lukisan perempuan Rohingya yang kehilangan tempat tinggal, yang menggambarkan kisah penderitaan mereka.
Nosheena Shaheen Mobarik, anggota konservatif Parlemen Eropa di sela-sela pembukaan pameran, mengatakan acara itu dimaksudkan untuk tidak melalaikan masalah pengungsi Rohingya dan berkata: "Lukisan-lukisan ini menunjukkan kadar goncangan dan kerusakan pada perempuan Muslim Rohingya dan harapan mereka di masa depan".
Perlu dicatat bahwa Nosheena Shaheen Mobarik mengunjungi kamp-kamp pengungsi Rohingya di wilayah Cox’s Bazar di perbatasan antara Bangladesh dan Myanmar pada bulan April tahun ini dan berada dalam problem dan kesukaran-kesukaran mereka.
http://iqna.ir/fa/news/3780250/