Menurut laporan IQNA seperti dikutip dari Al-Alam, Dr. Ahmed al-Tayeb dalam program hariannya di cannel parabola Abu Dhabi menjelaskan bahwa poligami dalam Islam hanya diharuskan pada saat genting, dan bukan untuk keragamannya.
Islam senantiasa menegaskan pembentukan keluarga dengan cara-cara yang terhormat lagi mulia dan hubungan antara perempuan dan laki-laki terbangun berdasarkan kasih sayang dan saling menghormati.
Ia menambahkan, banyak sekali yang mengatakan bahwa syariat Islam menganjurkan poligami. Saya tantang orang ini dan saya katakana: Bawakanlah satu ayat atau hadis untuk saya yang memerintahkan seorang laki-laki atau memprioritaskannya supaya memiliki dua atau tiga istri; karena sesuai dengan surat An-Nisa ayat 3, Fa In Khiftum an la Ta’dilu fa Wāhidatin, "Kemudian jika kamu takut tidak akan dapat berlaku adil, maka (kawinilah) seorang saja” dan surat An-Nisa ayat 129, Wa lan Tastathi’u an Ta’dilu baina an-Nisā, "Dan kamu sekali-kali tidak akan dapat berlaku adil di antara isteri-isteri(mu)”, dengan demikian ini adalah hal yang tidak mungkin, dan jika benar, maka ada sejenis kontradiksi.
Syaikh Al-Azhar mengingatkan, berpoligami jika kehidupan dengan istri pertama dan pendamaian antara wanita dan laki-laki tidaklah mungkin lagi; sebagaimana yang dikemukakan dalam Al-Quran dalam surat An-Nisa ayat 130 "Jika keduanya bercerai, maka Allah akan memberi kecukupan kepada masing-masingnya dari limpahan karunia-Nya”. dan juga dalam surat An-Nisa ayat 35, "Dan jika kamu khawatirkan ada persengketaan antara keduanya, maka kirimlah seorang hakam (juru damai) dari keluarga laki-laki dan seorang hakam dari keluarga perempuan”.
Al-Tayeb menegaskan bahwa pandangan Islam terhadap keluarga berdasarkan penghormatan dan pemuliaan. Perspektif Qawwamiyyah (tanggung jawab dan asuhan) berartikan bahwa siapa yang bertanggung jawab dalam kemitraan antara perempuan dan laki-laki. Tidak ada satu perusahaanpun yang memiliki dua direktur sejajar dan ketika Allah menghendaki tentang keesaan-Nya membawakan dalil; dalam surat Al-Anbiya ayat 22 Allah berfirman, "Jika di langit dan bumi ada Tuhan selain Allah, maka kedua-duanya akan binasa”; dalam arti bahwa jika ada dua Tuhan, maka akan terjadi perselisihan dan pertengkaran di antara mereka.