Anadolu melaporkan, protes sejumlah pejabat dan tokoh-tokoh Islam dan Muslim dunia terhadap penodaan kesucian Nabi (saw) dan kritik atas dukungan pemerintah Prancis terhadap penghinaan terhadap nilai-nilai Islam terus berlanjut.
Afrika, satu suara bulat menentang Islamofobia
Organisasi-organisasi Islam di seluruh Afrika telah menyatakan kemarahan dan rasa jijik pada pernyataan anti-Islam baru-baru ini oleh presiden Prancis, serta dukungannya untuk kartun-kartun yang menghina kesucian Nabi (saw).
“Kami mengecam keras penghinaan terhadap Nabi Muhammad (saw) atas nama kebebasan berekspresi dan berkeyakinan. Kebebasan berekspresi bukanlah tanpa syarat dan harus dilaksanakan dengan cara yang tidak merugikan kebebasan dan hak orang lain,” kata Alhajj Hassan Oleh Nado, ketua Dewan Tertinggi Muslim di Kenya.
Pernyataan tersebut mengatakan: “Fanatisme yang paling jelas adalah bahwa penghinaan terhadap Islam dan ejekan terhadap simbol-simbol Islam dianggap sebagai kebebasan berekspresi, tetapi kritik terhadap kebijakan Israel, Zionisme dan Yahudi tidak dapat ditoleransi. Selama Macron tidak meminta maaf atas komentarnya yang menghina dan kebijakan anti-Islam, kami menyerukan boikot ekonomi atas produk Prancis.”
Demikian juga, Yayasan Nasional Afrika Selatan menyatakan jijik dengan penolakan Prancis terhadap nabi terbesar umat manusia. “Kami sangat prihatin mengikuti pernyataan Presiden Prancis yang sangat tidak disadari bahwa Islam berada dalam krisis. Islam adalah agama dengan pertumbuhan tercepat di dunia dan ini tidak menunjukkan tanda-tanda krisis. Pernyataan Macron yang tidak bertanggung jawab dan berbahaya hanya akan memprovokasi serangan Islamofobia terhadap komunitas Muslim,” kata Michael Collier, wakil presiden yayasan.
Di sisi lain, Presiden Somalia dalam pernyataannya mengatakan bahwa pemerintah Somalia merasa prihatin atas pelanggaran hak beragama, penodaan dan penghinaan terhadap keyakinan Islam dan nabinya. Segala tindakan yang merugikan perasaan umat Islam adalah untuk kepentingan kelompok ekstremis dan harus dihindari karena menimbulkan kebencian di antara pemeluk pelbagai agama.
Islam tidak ada hubungannya dengan terorisme
Mantan Presiden Prancis, François Hollande memberikan wawancara kepada saluran berita LCI Prancis sebagai tanggapan atas serangan kemarin di Nice.
“Jangan mengkaitkan teroris dengan Muslim. Ini adalah kesalahan yang dapat membut kita masuk dalam konflik,” kata Hollande.
Kesinambungan Protes global terhadap sikap Prancis
Sementara itu, demonstrasi menentang kebijakan Islamofobia pemerintah Macron berlanjut kemarin di berbagai kota di dunia. Masyarakat di Islamabad, Pakistan menginjak-injak foto Macron saat berdemo. Ribuan orang berdemo di Lahore dan Multan, Pakistan, untuk memprotes pernyataan anti-Islam presiden Prancis.
Ibukota Lebanon, Beirut, juga menyaksikan demo menentang kebijakan anti-Islam pemerintah Prancis kemarin. Beberapa demonstran berusaha mencapai kediaman duta besar Prancis, namun mereka dihadang oleh polisi.
Masyarakat Istanbul juga meneriakkan slogan-slogan memuji Nabi (saw) selama demonstrasi kemarin, dengan memegang plakat yang mengecam ucapan Macron. Ratusan warga Palestina berdemonstrasi di dekat Masjidil Aqsha menentang sikap Islamofobia Macron. Beberapa pemuda Palestina bentrok dengan polisi rezim pendudukan di Yerusalem, yang mencoba membubarkan mereka.
Demikian juga masyarakat Kabul, ibu kota Afganistan, Dhaka, ibu kota Bangladesh, dan Muslim Ethiopia melakukan protes terhadap Prancis.
Di sisi lain, Menteri Wakaf Mesir, Mohammad Mukhtar Juma, mengatakan dalam salat Jumat di sebuah masjid di provinsi Ad Daqahliyah: “Cinta kepada Nabi (saw) tidak bisa ditunjukkan dengan membunuh orang atau melakukan tindakan-tindakan sabotase, dan kita tidak harus menanggapi tindakan jahat dengan kejahatan.” (hry)