IQNA

Pengenalan Tafsir dan Para Mufasir/ 16

Tafsir al-Shafi; Sebuah Tafsir dengan Poros Riwayat-Riwayat dari Para Maksum (as)

17:32 - February 20, 2023
Berita ID: 3478041
TEHERAN (IQNA) - Dalam buku “Al-Shafi”, Faidh Kashani telah membahas tentang tafsir Alquran dengan fokus hadis maksumin (as) yang selalu menjadi fokus para peneliti karena singkat dan komprehensif.

Tafsir "Al-Shafi" yang ditulis oleh Mulla Muhsin Faidh Kashani, merupakan karya tafsir yang sebagian besar menggunakan metode tafsir naratif dengan menggunakan sumber-sumber Syiah dan Sunni dan mendapat perhatian dalam berbagai waktu karena singkat dan komprehensif. Dalam karya ini, almarhum Faidh Kashani telah mencoba menghadirkan interpretasi yang halus dari berbagai pemikiran dan karena itu ia memilih nama "Al-Shafi" untuknya.

Kehidupan Faidh Kasyani

Mulla Muhsin Faidh Kashani (1598-1680 M, 1007-1090 H) adalah salah satu lingkaran ilmu, pengetahuan dan irfan abad ke-11 H dan abad ke-17 M, yang meninggalkan lebih dari dua ratus karya di berbagai bidang. Penulis lahir dan meninggal di Kashan. Ayahnya memiliki perpustakaan besar di Kashan dan dia serta anak-anaknya semuanya menjadi orang-orang ahli dalam pengetahuan pada masanya.

Setelah melalui pendahuluan, Mulla Muhsin pergi ke Shiraz dan menimba ilmu dari dua guru besar di jamannya, Seyyed Majid Sadiqi Bahrani dan Mulla Sadra. Dia sangat dekat dengan Mulla Sadra dan kemudian menikahi putrinya dan mendapat gelar "Faidh" untuk dirinya atas perintahnya. Dia juga menimba ilmu dari Khalil Qazvini dan Mohammad Saleh Mazandarani, dan dalam Hikmah dia mengikuti gaya sang ustad dan dalam Irfan dia sangat condong pada pemikiran Muhyiddin Arabi, yang karena cara berpikir ini, dicela oleh beberapa pemikir yang dangkal.

Motivasi menulis Tafsir al-Shafi

Tafsir al-Shafi adalah salah satu Tafsir Syiah paling terkenal, yang berbahasa Arab, dan Faidh Kashani telah menjelaskan semua ayat Alquran dan menyebutkan riwayat-riwayat tafsir di dalamnya. Tafsir ini memiliki pengantar yang berharga di mana penulis mengungkapkan pandangannya dan analisis serta kajiannya dapat mengungkap pendekatan, landasan, dan metode penafsiran Muhaqqiq Faidh.

Faidh Kasyani menganggap motivasi menulis Tafsir al-Shafi adalah permintaan sebagian ikhwannya untuk menulis Tafsir Alquran berdasarkan keterangan dan riwayat para imam maksum (as). Dia menyatakan bahwa pemahaman dan penjelasan ayat-ayat Alquran tidak akan mungkin terlaksana kecuali hanya melalui Nabi (saw) dan keluarganya (as). Dalam hal ini, apa pun yang bukan dari mereka tidak dapat dipercaya. Inilah sebabnya ketika tidak merujuk pada Nabi dan Ahlulbaitnya (as) yang merupakan penjelas rinci dari seluruh ayat-ayat Alquran dianggap semacam tafsir bi ra’yi (berdasarkan pendapat), dan oleh karena itu Faidh lebih lanjut, dengan mengutip sebuah hadis dari Nabi Muhammad (saw) mengatakan bahwa setiap orang menafsirkan Alquran menurut pendapat sendiri maka telah salah.

Menurut metode umum yang digunakan oleh penulis ini dalam menafsirkan Alquran, pertama-tama ia memulai awal surat-surat dengan nama surat tersebut. Ia menyatakan apakah itu Makkiyah atau Madaniyah, dan jumlah ayat-ayatnya. Kemudian, untuk menafsirkan ayat-ayat itu, dia menelusuri ayat-ayat muhkam, setelah itu ke hadis-hadis kitab-kitab Syiah yang otentik, dan kemudian ke sumber-sumber Ahlusunnah untuk meriwayatkan hadis-hadis maksumin (as).

Selain itu, juga menjelaskan sya’nu nuzul, kosa kata, bacaan dan i’rab ayat-ayat, dan di penghujung menukilkan riwayat tentang keutamaan surah dan pahala membacanya. Dia menukilkan hadis-hadis dengan referensi dan tanpa sanad. Dalam beberapa kasus, dia tidak menyebutkan sumber riwayatnya. Dalam beberapa kasus, dia cukup mengutip bagian yang dipermasalahkan dan menghindari sisa pengutipan riwayatnya. Kadang-kadang juga menganalisis atau meringkas atau membenarkan riwayat yang ada.

Sumber Tafsir al-Shafi

Faidh Kashani banyak menggunakan Tafsir yang dikaitkan dengan Imam Hasan al-Asykari (as) dan Tafsir Baidhawi dalam tafsirnya. Dalam pengantar kedua belas, dia mengatakan: Dalam surah Al-Baqarah, sebagian besar tafsir kami adalah dari tafsir yang dinisbatkan dengan Imam Hasan al-Askari (as); oleh karena itu, tanpa menyebut nama tafsirnya, ia meriwayatkan hadis-hadisnya; terkadang dia membawa frase tafsir tersebut, terkadang dia menghilangkan beberapa dan membawa sebagiannya, dan terkadang dia menukilkan artinya. Dalam meriwayatkan hadis, ia banyak menggunakan sumber tafsir dan non-tafsir, yang paling banyak adalah mengutip tafsir al-Qummi, Tafsir al-‘Ayyasyi, Tafsir al-Kafi, dan Tafsir Majma’ al-Bayan. (HRY)

captcha