IQNA

Apa Itu Alquran/ 35

Sebuah Kitab yang Menjauhkan Manusia dari Penyelewengan

8:39 - October 16, 2023
Berita ID: 3479072
TEHERAN (IQNA) - Untuk menemukan jalan apa pun, seseorang harus menempuh jalan yang diketahuinya agar dapat mencapai tujuannya dengan cara yang terbaik. Seseorang yang mengaku mengetahui jalannya tetapi sebenarnya tidak mengetahuinya, bukan hanya tidak mencapai tujuan tetapi juga membuatnya lelah karena melangkah di jalan tersebut! Alquran adalah cara terbaik untuk mengambil langkah menuju Tuhan.

Salah satu sifat yang Imam Ali (as) gambarkan untuk Alquran adalah tidak menyimpangnya kitab ini dari jalan Tuhan. Dalam Nahjul Balaghah, Imam mengatakan:

وَ لَا يَخْتَلِفُ فِي اللَّهِ، وَ لَا يُخَالِفُ بِصَاحِبِهِ عَنِ اللَّهِ

Kitab itu tidak menciptakan perselisihan tentang Allah, dan tidak pula ia menyesatkan pengikutnya sendiri dari (jalan) Allah. (Nahjul Balaghah, khotbah: 133).

Salah satu alasan yang dikemukakan bahwa Alquran ini diturunkan oleh Allah adalah karena: Alquran adalah kitab yang tidak ada satupun ayatnya yang bertentangan satu sama lain, dan jika ada perbedaan dalam Alquran, maka kitab tersebut bukan milik Allah. Allah swt merujuk alasan ini dalam surah An-Nisa ayat 82:

أَ فَلا یَتَدَبَّرُونَ الْقُرْآنَ وَ لَوْ کانَ مِنْ عِنْدِ غَیْرِ اللّهِ لَوَجَدُوا فیهِ اخْتِلافاً کَثیراً

“Maka apakah mereka tidak memperhatikan Al Quran? Kalau kiranya Al Quran itu bukan dari sisi Allah, tentulah mereka mendapat pertentangan yang banyak di dalamnya. (QS. An-Nisa: 82)

Ayatullah Makarem Shirazi menulis dalam tafsir bagian kedua:

Dan kalimat “dan tidak pula ia menyesatkan pengikutnya sendiri dari (jalan) Allah”,  mengisyaratkan tidak ada satu pun ayat Alquran yang tidak menjauhkan seseorang dari jalan kebenaran, melainkan menuntunnya ke jalan itu. Siapa yang berpegang teguh pada Alquran tidak akan pernah tersesat, dan siapa pun yang berharap padanya tidak akan kecewa.

Namun ada contoh kebalikan pada pidato Imam pada bagian kedua, dan perlu penjelasan: Sepanjang sejarah telah terjadi bahkan para penghafal dan pembaca Alquran pun menjadi penghuni Neraka dan meninggal dunia dalam keadaan tersesat.

Alquran sendiri adalah petunjuk, namun imamlah yang harus membimbing manusia melalui Alquran. Alquran adalah kitab yang manusia tidak mempunyai pengetahuan sebanyak Imam Maksum. Jadi beginilah pemahaman Imam terhadap Alquran yang merupakan petunjuk sekaligus penyelamat.

Nabi menyebutkan hal ini dalam Hadis Tsaqlain yang terkenal dan beliau menganggap Alquran dan Itrah (Ahlulbait) sebagai dua hal yang jika seseorang berpegang teguh pada keduanya, dia tidak akan tersesat selamanya.

إِنِّی تَارِکٌ فِیکمْ أَمْرَینِ إِنْ أَخَذْتُمْ بِهِمَا لَنْ تَضِلُّوا- کتَابَ اللَّهِ عَزَّ وَ جَلَّ وَ أَهْلَ بَیتِی عِتْرَتِی أَیهَا النَّاسُ اسْمَعُوا وَ قَدْ بَلَّغْتُ إِنَّکمْ سَتَرِدُونَ عَلَیَّ الْحَوْضَ فَأَسْأَلُکمْ عَمَّا فَعَلْتُمْ فِی الثَّقَلَینِ وَ الثَّقَلَانِ کتَابُ اللَّهِ جَلَّ ذِکرُهُ وَ أَهْلُ بَیتِی‏...

“Sesungguhnya aku tinggalkan di tengah-tengah kalian dua pusaka yang jika kalian mengambil (mengikuti) keduanya, kalian tidak akan tersesat selama-lamanya, (yaitu) Kitab Allah swt dan Ahlulbaitku dari keturunanku (itrahku). Wahai manusia, dengarlah dan sesungguhnya telah aku sampaikan kepada kalian bahwa sesungguhnya kalian akan menemuiku di tepi telaga (al-Haudh), maka aku akan mempertanyakan kalian, atas apa yang telah kalian perbuat terhadap dua pusaka berharga ini, yaitu Kitab Allah yang sangat agung penyebutannya dan Ahlulbaitku”. (HRY)

captcha